PRESENTASI YANG BAIK
Sejujurnya untuk menentukan judul thread ini saya sedikit bingung. Sempat ingin menulis “Teoritisasi Presentasi yang Baik”, “Identifikasi Poin Penting Presentasi”, "Formulanisasi Presentasi", dan lain-lain. Akhirnya judul seperti diatas menjadi pilihan paling tepat (menurut saya).
Presentasi merupakan kata yang tidak asing bagi civitas akademika. Kegiatan tersebut seperti halnya “makan” bagi civitas akademika, kegiatan yang pasti dilakukan. Namun, hal yang tidak biasa bahwa pengetahuan presentasi kita dapat dari materi kuliah ataupun kursus. Oleh karena itu, saya mencoba merumuskan langkah-langkah agar sukses dalam berpresentasi. Langsung saja sejauh ini saya memiliki 4 poin penting, yaitu :
1. Pahami Materi
Poin ini memang klise, tapi memang sebelum presentasi kita wajib memahami materi yang akan kita presentasikan. Dengan memahami materi, alur presentasi kita akan lebih terstruktur, siap menjawab pertanyaan dari audience, dan yang terpenting secara psikologis akan menambah kepercayaan diri kita.
2. Perhatikan Teknis
Poin kedua ini saya rasa dapat dikatakan sejajar tingkat kepentingannya dengan poin pertama. Kita sebaiknya mengetahui dimana kita akan presentasi, peralatan apa yang menunjang presentasi kita, siapa saja kemungkinan audience kita, maupun pakaian apa yang menjadi dress code. Mengetahui lokasi presentasi menurut pengalaman saya akan mengurangi rasa gugup yang cukup signifikan, tidak perlu terburu-buru dan cemas yang tidak perlu bila kita sudah mengetahui lokasi presentasi paling tidak 1 jam sebelumnya. Alat yang digunakan seperti pointer atau laser perlu kita siapkan atau disediakan oleh panitia, jenis mic yang dipegang atau clip-on atau table-mic. Dengan memahami “Peralatan Perang” akan menambah kepercayaan diri kita.
3. Manajemen Waktu
Pada presentasi-presentasi awal saya sebelum memiliki pengalaman, saya sering bermasalah dengan waktu. Ketika saya mempresentasikan penelitian saya di Lombok, saya selesai presentasi belum pada waktunya, lebih tepatnya kehabisan materi, padahal saya masih memiliki sisa waktu yang banyak. Moderator mengatakan “anda masih memiliki sisa waktu 10 menit”, wow pada saat itu saya mulai gugup, mulai mengulang slide, penjelasan saya mulai tidak terstruktur. Lain lagi ketika saya presentasi proposal tesis saya, ketika waktu yang disediakan sisa sedikit, saya masih belum mencapai “klimaks” dari proposal tersebut. Terpaksa harus berganti slide, menjelaskan dengan cepat, hingga akhir dari presentasi, saya melebihi waktu yang disediakan. Hal itu tentunya membuat presentasi saya tidak baik. Ada informasi yang hilang atau membuat audience menjadi bingung.
Titik baliknya adalah ketika saya akan mempresentasikan hasil penelitian tesis saya, saya belajar khusus manajemen waktu. Saya ingat waktu itu dari pagi hingga sore saya berpresentasi berkali-kali di kamar kos. Menentukan slide mana yang perlu penjelasan lebih, slide mana yang hanya perlu penjelasan singkat, hingga menetukan pada penjelasan mana saya perlu berhenti sejenak untuk memberikan efek dramatis, hehehe.
4. Gestur dan Intonasi
Poin ini sebenarnya poin bonus. Setelah kita mampu memaparkan materi terstruktur, menguasai panggung dan peralatannya, hingga waktu yang disediakan cukup untuk memaparkan materi saya, saya rasa gestur dan intonasi merupakan reflek yang perlu dilatih untuk menambah keindahan presentasi kita.
Bagi saya setelah beberapa kali melakukan presentasi, menerima saran dan kritik, dan melihat beberapa orang berpresentasi, saya mulai concern pada poin keempat ini.
Tidak jarang kita melihat anak muda yang berpresentasi dengan intonasi yang meledak-ledak, ya literally, suara dia keras-pelan-keras-pelan-keras. Sering terjadi pula presenter yang suka memainkan kemejanya, menggunakan pointer berlebihan, sering menggunakan kata mengganggu seperti “apa ya”, “itu tu”, “aaaa…”, dan lain sebagainya, atau dalam bahasa asing kita menggunakan pronounciation yang kurang tepat (pernah saya mendengar orang Jepang mengatakan “pattern” terdengar “pattaang”, saya membutuhkan beberapa menit sendiri untuk mengintepretasikan kata “Pattaang”).
Gestur dan Intonasi seperti diatas seringkali merupakan reflek yang tidak kita sadari ketika di atas podium atau panggung. Saran saya, mintalah saran dan kritik dari teman atau lebih baik lagi minta direkam saat kita presentasi. Hilangkan hal mengganggu, hingga ketika di atas podiumpun kita memiliki kesadaran akan gestur dan intonasi kita.
Empat poin di atas merupakan langkah yang sebaiknya kita perhatikan sebelum melakukan presentasi. Sehingga ketika kita mendapat kesempatan memaparkan materi, kita tahu hal yang akan kita lakukan. Pertama, pelajari materi. Kedua menanyakan dan mempersiapkan hal teknis. Ketiga, perkirakan jangkauan materi yang akan disampaikan mengingat jumlah waktu yang disediakan. Keempat, yaitu pada saatnya kita di podium kita sadar akan gestur dan intonasi kita, sehingga tidak ada reflek-reflek mengganggu yang keluar.
Semoga sedikit poin tersebut dapat menjadi bekal dan membantu menghasilkan presentasi yang baik. Salam Presentasi!!
Tentang penulis
Aldin Ardian, ST, MT
Selamat datang di blog saya!!
Saya Aldin Ardian, tenaga pengajar di Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN "Veteran" Yogyakarta. Saya akan mencoba berbagi pengetahuan di dunia maya dengan blog ini sebagai wadahnya.
Blog ini tidak hanya membahas hal serius seputar dunia akademis saja, namun juga hal-hal yang saya alami dan semoga memberikan manfaat bagi pembaca bahkan penulis, dalam hal ini saya sendiri. Saya harap juga seiring waktu, tampilan blog ini akan semakin baik.
Salam Blogging,
Aldin Ardian
Kontak: aldinardian[at]upnyk.ac.id